a. Pengertian
·
Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang bentuknya
menyerupai kacang dan tersimpan di dalam rongga pert sebelah bawah.
·
Tumor ganas ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium
b. Epidemologi
Kanker ovarium jarang ditemukan pada usia dibawah 40 tahun. Angka kejadianmeningkat dengan makin tua, yaitu 15-16 per 100.000 pada usia 40-44 tahun, dan paling tinggiyaitu 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun. Usia
median saat diagnosis adalah 63 tahun dan48% penderita berusia diatas 65 tahun.
Belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium,
sehingga 70% kasus ditemukan pada stadium
lanjut.
c. Etiologi
Ada
beberapa teori tentang etiologi kanker ovarium yaitu:
·
Hipotesis Incessant Ovulation
Teori ini pertama kali diperkenalkan olehFathalla pada tahun 1972, yangmenyatakan
bahwa pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel ovarium.Untuk penyembuhan luka yang
sempurna diperlukan waktu. Jika sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses penyembuhan akan
terganggu dankacau sehingga dapat menimbulkan transformasi menjadi
sel-sel tumor.
· Hipotesis gonadotropin
Teori ini didasarkan pada pengetahuan dari percobaan binatang dan data
epidemiologi.
Hormon hipofisis diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium
pada beberapa percobaan pada rodentia. Pada percobaan ini ditemukan
bahwa jika kadar hormon estrogen rendah di sirkulasi
perifer, kadar hormon gonadotrofin juga menigkat.Peningkatan kadar hormon gonadotrofin ini ternyata berhubungan dengan makin bertambah besarnya
tumor ovarium pada binatang tersebut.Kelenjar
ovarium yang telah terpapar pada zat karsinogenik dimetilbenzatrene
(DMBA) akan menjadi tumor ovarium jika ditransplantasikan
pada tikus yang telah diooforektomi, tetapi tidak menjadi tumor jika
tikus tersebut telah di hipofisektomi.Berkurangnya resiko kanker ovarium pada
wanita multipara dan wanita pemakai pil kontrasepsi dapat diterangkan
dengan rendahnya kadar gonadotrofin.
· Hipotesis Androgen
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Rish pada tahun 1998 yang
mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya
kanker ovarium. Teori ini didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Epitelovarium
selalu terpapar pada androgenic steroid yang berasal dari ovarium itu sendiri
dan kelenjar adrenal, seperti androstenedion, dehidroepiandrosteron, dan
testosterone. Dalam percobaan invitro androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal dan juga sel-sel kanker ovarium epitel
dalam kultur sel.
· Hipotesis
progesteronBerbeda dengan efek peningkatan resiko kanker ovarium oleh androgen,
progesteron ternyata mempunyai peranan protektif terhadap terjadinya kanker ovarium.
Epitel normal ovarium
mengandung reseptor progesteron. Pemberian
pil yang mengandung estrogen saja pada wanita pasca menopauseakan meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium,
sedangkan pemberian kombinasidengan pemberian progesteron akan menurunkan resikonya.
Kehamilan, dimana kadar progesteron tinggi, menurunkan resiko kanker ovarium. Pil kontrasepsi kombinasimenurunkan
resiko terjadinya kanker ovarium.
· Paritas
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan
satu paritas yang tinggi memilikiresiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada
nulipara, yaitu denga risikorelative 0,7. Pada wanita yang mengalami 4 atau
lebih kehamilan aterm, resiko terjadinyakanker ovarium berkurang sebesar 40%
jika dibandingkan dengan wanita nulipara.
· Pil kontrasepsi
Penelitian dari center for disease control menemukan penurunan
resiko terjadinya kanker ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang
memakai pil kontasepsi,yaitu dengan resiko relative 0,6.
· Talk
Pemakaian talk pada daerah perineum dilaporkan meningkatkan resiko
terjadinya kanker ovarium dengan resiko relative 1,9%.
· Ligasi tuba
Pengikatan tuba ternyata menurunkan terjadinya
kanker ovarium dengan resiko relatif 0,3. Mekanisme terjadinya efek
protektif ini diduga dengan terputusnya akses talk ataukarsinogen lainnya dengan
ovarium.
d. Patologi
·
Pertumbuhan
tumor prime diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat
menjadi kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk
melakukan implantasi di rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas
ovarium yang menghasilkan ascites.
·
Tumor
ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, dan mesodermal)
dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab
itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan.
·
Kira-kira
60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10% pada
usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas
jinak tapi juga tidak pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma
of low-malignant potential) dan yang jelas ganas (true malignant).
e. Klasifikasi
Klasifikasi Tumor Ovrium menurut WHO yang
dimodifikasi :
·
Tumor
Epitelial yang umum :
- Serosa,
- Musinosa
- Endometroid,
- Clearcell (mesonephroid) :
·
Benigna,
·
Borderline
malignancy,
·
Karsinoma,
- Brenner,
- Epitelial campuran,
- Karsinoma tak terdiferensiasi,
- Tumor tak terklasifikasi.
Ada 2 jenis :
serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecenderungan untuk tumbuh
bilateral dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas
terjadi pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma
papiliferum pseudo-musinosa merupakan
satu variasi dari tumor dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi.
·
Sex-cord
stromal tumours :
-
Tumor
Granulosa-theca cell :
·
Benigna,
·
Maligna,
-
Androblastoma
(sertoli-leydig),
Androblastoma atau
tumor yang berasal dari mesenkhim akan mendiferensiasi ke dalam struktur
gonadal laki-laki :
§ Arrhenoblastoma, mikroskopik
terlihat gambaran tubuler dan berhubungan denagan gejala/ tanda defeminisasi
atau maskulinisasi,
§ Tumor Sertoli cell, adalah
bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel sertoli merupakan sumber dari
estrogen pada gonad lelaki,
§ Tumor
Sel Granulosa,
§ Tumor Sel Theca.
-
Gynandroblastoma,
-
Tidak
terklasifikasi.
Diduga
berasal dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu
mendiferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat
mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada
penderitanya.
·
Tumor-tumor
lipid cell.
·
Tumor-tumor
Germ-cell :
- Disgerminoma,
Biasanya
terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan permukaan rata, konsistensi
kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami degenerasi, berwarna sawo
matang sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran
sarang-sarang sel telur yang besar, bundar, ovoid, atau poligonal, terpisah
oleh septa jaringan ikat. 88,6% dapat disembuhkan hanya dengan USO (Unilateral
Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca bedah dapat dipertimbangkan radioterapi
pada tumor bed karena tumor ini sangat radiosensitif dan radiocurable.
- Tumor Sinus Endodermal,
Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus, umumnya ditemukan pada gadis atau
wanita muda (20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik
didapatkan retikulum dengan ruangan berbentuk kistik (sinus endodermal)
di tengahnya. Sinus tersebut terdiri atas pembuluh darah ditengahnya oleh
sel-sel kuboid.
- Karsinoma Embrional,
- Poli-Embrioma,
- Khoriokarsinoma,
Tumor primer
berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri seperti
khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia
Trofoblast Ganas Gestasional). Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan sinsio – dan sitotrofoblastanpa villikhoroalis.
- Teratoma :
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang
pluripoten dan mampu membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional.
Teratoma ovarium bisa ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid. Teratoma
maligna yang ganas berbentuk solid, terdiri atas campuran jaringan sel telur
yang matang (matur) dan yang tidak matang (immatur). Teratoma
ganas biasanya ditemukan pada anak-anak dan pada penderita dalam masa pubertas.
Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan
klinik ditemukan tumor di samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari
uterus dan ascites. Terapinya pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau
sesudahnya.
f. Faktor resiko
·
usia 55 – 59 tahun
·
pernah mengalami
kanker payudara
·
penggunaan metode KB
pil
·
nuliparitas
·
infertilitas
·
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau
kanker ovarium
·
Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru,
prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
g. Gejala
·
Gejala
awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah.
·
Ovarium
yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari
kanker ovarium.
·
Di
dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar
ataupun karena penimbunan cairan.
·
Pada
saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul,anemia dan berat badannya menurun.
·
Kadang
kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan
rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut.
·
Gejala
lainnya yang mungkin terjadi:
- Panggul terasa berat
- Perdarahan pervaginam
- Siklus menstruasi abnormal
- Panggul terasa berat
- Perdarahan pervaginam
- Siklus menstruasi abnormal
·
Gejala
saluran pencernaan (perut kembung, nafsu makan berkurang, mual, munatah, tidak
mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya).
h. Stadium
Stadium
|
Interpretasi
|
I
Ia
Ib
Ic
II
IIa
IIb
IIc
III
IV
Khusus
|
Tumor terbatas di
ovarium
Pertumbuhan tumor ganas di satu ovarium dan tidak ada asites
Tumor terbatas di kedua ovarium tanpa asites
Tumor terbatas di satu atau kedua ovarium, sitologi asites/air
cucian peritoneum posirif maligma
Tumor di satu atau kedua ovarium dengan pertumbuhan dalam
pelvis
Tumor di satu atau kedua ovarium dengan pertumbuhan dalam
pelvis minor dan pada pembedahan tumor terangkat seluruhnya
Tumor meluas pada jaringan pelvis lain dan pada pembedahan
tumor tidak terangkat seluruhnya
Tumor stadium IIa atau IIb, tapi asites atau cucian peritoneum
positif sel maligma
Tumor di satu atau kedua ovarium dengan metastasis pada
peritoneum di luar panggul dan KGB retroperitoneal atau keduanya. Tumor
terbatas pada panggul kecil dengan metastasis ke dinding usus dan omentum,
dibuktikan dengan histopatologis
Tumor pada satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Metastasis ke hati atau adanya efusi pleura yang dibuktikan dengan sitologi
juda digolongkan stadium IV
Kasus yang tidak dilakukan laparotomi, tapi diduga karsinoma
ovarium
|
i. Diagnosa
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda
yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :
·
Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi
ke jaringan sekitar,
·
Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi
peritoneal dan bermanifestasi adanya ascites
·
Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi
atau hiperestrogenisme, intensitas gejala ini sangat
bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan
ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau masa, di dalam
panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang
solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan (Computerised
axial Tomography scanning) dapat memberi informasi yang berharga mengenai
ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif
disertai biopsi potong beku (Frozen section) masih tetap merupakan
prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran sebenarnhya mengenai
tumor dan perluasannya seta menentukan strategi penanganan selanjutnya.
j. Pengobatan
·
Pembedahan
Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH +
BSO + OM + APP (optional). Luas prosedur pembedahan ditentukan oleh
insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan
kecenderungan untuk menginvasi badan rahim (korpus uteri). Tindakan
konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja : oophorektomi atau oophoro
kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanita
masih muda, blum mempunyai anak, derajat keganasan tuor rendah seperti disgerminoma,
tumor sel granulosa, dan arrhenoblastoma atau low
potential malignancy = bordeline malignancy.
·
Radioterapi
Sebagai
pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI dan T2 (FIGO:
Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh rongga perut.
Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan
IV) dilakukandebulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi
untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang
peka terhadap sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel
granulosa.
·
Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui
dalam penanganan tumor ganas ovarium. Sejumlah obat sitostatika telah
digunakan, termasuk agens alkylating (seperti cyclophospamide,
chlorambucil), antimetabolit (seperti Adriamisin)
dan agenslain (seperti Cis-Platinum). Penanganan
paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan preparat hormon progestativa.
k. Pencegahan
Beberapa
faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
·
Kontrasepsi oral (pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang
tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50
persen, sesuai dengan ACS.
·
Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak
menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat
mengurangi risiko kanker ovarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar